Art Sura 2025 Menarik Minat Masyarakat Internasional

Nasional59 Dilihat
banner 468x60

EDISINEWS.ID | SURAKARTA – Mengusung tema “Wedangan, Rindu, dan Kenangan”, ART SURA 2025 by La Palapa: Indonesia Art Summit, berhasil menyedot perhatian masyarakat Kota Surakarta, Solo Raya, Jawa Tengah.

Tak hanya itu, acara tersebut juga menarik  para pengunjung dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta hingga Mancanegara seperti Brazil, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan Korea Selatan. Para pengunjung terdiri dari anak-anak, pelajar, mahasiswa hingga kalangan umum yang ingin belajar dan menikmati sajian Seni Rupa dan Budaya dari ART SURA.

ART SURA 2025 bukan sekedar panggung pertunjukan karya seni rupa dan digital, melainkan ruang yang bisa dinikmati bersama para pengunjung, seni yang tidak hanya bisa dilihat tapi juga dirasakan.

Mereka bisa menyentuh karya-karya interaktif, menyelami karya-karya digital, dan merasakan pengalaman menjadi seniman.

Pada ART SURA 2025, pengunjung menikmati lukisan-lukisan dari karya seniman terkenal dan berprestasi seperti Ni Nyoman Sani, pemenang UOB Painting of The Year 2023, Bernandi Desanda atau Berbrain, Seniman Muda berbakat yang baru menyelesaikan Solo Exhibition bersama Tang Contemporary Art Thailand pada Juni 2025, lukisan Apel Hendrawan yang dikenal dengan ekspresionisme dan spiritualisme Bali, dengan ciri khas penggunaan aksara Bali sebagai aksen dalam karyanya, ada juga Onar Bermano seorang seniman muda dari Bengkulu yang tinggal di Jogja yang dikenal dengan karya Doodle Art-nya, hingga Gigih Wiyono seorang Seniman Senior patron dari Solo.

Lalu ada Art Toys karya Redmiller Blood by Peter Rhian yang sedang hangat dikoleksi para kolektor dan tokoh nasional, Lukisan Maestro Lukis dari Bali Made Wianta yang direspons dengan Teknologi Virtual Reality (VR) dimana pengunjung bisa berinteraksi seakan berseluncur dengan Roller Coaster masuk ke dalam lukisan “The Flying Triangle”, dihadirkan juga Augmented Reality (AR) Fashion dimana pengunjung bisa mencoba Pakaian Digital dihadapan Layar Besar, ada juga seniman art fashion Vonazsar dengan Project Rework Fashion FTW yang mengajak para pengunjung menuangkan bakat seninya di jaket jeans bekas.

ART SURA 2025 juga menampilkan karya digital dan immersive, seperti karya NFT dari Komunitas IDNFT dan Beyond Canvas, lalu ada karya komunitas AI-ART dari The Collective Solutions yang menampilkan karya-karya AI tingkat dunia.

Baca Juga :  Perayaan HUT Koransatu.id Ke-10, Ketua PWI DKI Jakarta: Semoga Semakin Berkembang dan Tetap Profesional

Pengunjung juga diajak berinteraksi dengan Art Toys yang digabung dengan pengalaman Immersive Art dari Superlative Secret Society.  Rasanya, ART SURA 2025 memiliki banyak definisi untuk dipaparkan, membutuhkan ribuan kata dan kalimat untuk diceritakan, butuh ratusan tajuk dan judul untuk diungkapkan, dan bisa menjadi rujukan dalam setiap riset ilmiah dan bahan akademisi dalam menulis.

Tapi satu hal yang menjadi kata kunci pada ART SURA 2025, seperti yang dipaparkan Direktur ART SURA, Adrian Zakhary pada penutupan acara,

“Melalui ART SURA, kami ingin menjadikan Surakarta sebagai Episentrum Seni Rupa dan Budaya Nusantara.” ujarnya.

Selain Seni Rupa dan Digital, ART SURA 2025 juga menampilkan Seni Pertunjukan Tari Sus Scrofa:

“The Human Boar” dan Tari Bambangan Cakil dari SMKN 8 Surakarta. Lalu ditutup dengan penampilan spesial dari Dalang Muda kebanggaan Kota Surakarta, Ki Amar Pradopo.

Apresiasi dari Wakil Menteri Kebudayaan dan Berbagai Tokoh Nasional pada ART SURA 2025, sejumlah tokoh nasional dan pejabat juga memberikan apresiasinya. Mulai dari Wakil Menteri Kebudayaan yang hadir bersama Ibu Cynthia Ganesha pada 26 Juni 2025 yang mengapresiasi karya seni di ART SURA.

“Selamat kepada ART SURA, sebuah langkah yang berani dan luar biasa, ini kan 60 persen seniman-seniman dari Surakarta. Saya lihat juga kebanyakan anak muda ke sini karena mereka juga ingin ngerti, tahu dan belajar, menikmati dan mengapresiasi karya seni.” Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha.

Seniman dan influencer seni ternama, Bill Mohdor juga menghadiri ART SURA 2025, ia memberikan menghadiri sharing session bersama Bill Mohdor Studio dan Direktur Art Sura, Adrian Zakhary. Bill juga mendapatkan karya live painting oleh Jayadi, seniman senior dari Surakarta. Menurut Bill, ART SURA menjadi pameran seni rupa yang berbeda dan unik, karena memiliki akar seni dan budaya yang kuat di Surakarta. Ia menyebutkan banyak Seniman besar lahir dari Surakarta seperti Dullah dan Melati Suryodarmo.

Selain itu, tokoh seperti Helmy Yahya Ketua Asosiasi Kreator Konten Kreatif, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Mangkunegara X KGPAA Bhre Sudjiwo, juga mengapresiasi kehadiran ART SURA 2025 dan optimis kesuksesan ajang seni rupa ini.

Baca Juga :  KPU DKI Jakarta Apresiasi Polda Metro Jaya Amankan Pilkada 2024

Penutupan ART SURA 2025 Pekan Seni Rupa dan Digital ART SURA 2025 resmi ditutup pada Selasa, 29 Juni 2025 dalam sebuah seremoni penuh makna yang digelar di Gedung Kesenian, Taman Balekambang, Kota Surakarta. Sebagai penanda akhir rangkaian acara yang berlangsung sejak 21 Juni, momen penutupan ini turut dihadiri oleh Wali Kota Surakarta, Bapak Respati Ardi, Direktur ART SURA, Adrian Zakhary, para Seniman, komunitas, kolektif dan studio, serta ratusan pengunjung dari berbagai daerah.

ART SURA 2025 menjadi ajang dialog dan interaksi, baik antara Seniman, Komunitas, Kolektif dan Studio, maupun para kolektor, pengunjung dan pegiat seni. Pada penutupan ART SURA 2025, Wali Kota Surakarta Respati Ardi menyampaikan sebuah Monolog Seni Rupa,

“Sembilan hari kita rayakan ini. Tapi dampaknya ingin kami jaga jauh lebih lama. Kami tidak sedang membuat festival. Kami sedang membangun ingatan bersama. ART SURA adalah nafas seni rupa dan budaya yang lahir dari kota Surakarta.” tuturnya.

“ART SURA 2025 Melibatkan 172 seniman, lebih dari 300 karya seni, pelajar pun turut berpartisipasi, ruang diskusi kesenian dihidupkan, penyebarannya pun tak hanya di sini, namun Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Lokananta, Rumah Budaya Kratonan, hingga Headroom Coffee turut merayakan peristiwa budaya ini.” lanjutnya.

Pada ART SURA 2025, konsep desentralisasi pameran pun dikenalkan di Surakarta, dimana selama sembilan hari, Taman Balekambang menjadi titik pusat pameran, sementara itu juga dibuat titik kunjung di Museum dan Rumah Budaya di Kota Solo. Melalui daily tour dan program kerjasama, ART SURA 2025 mengajak seluruh ekosistem seni rupa dan budaya di Surakarta turut merasakan ‘ambience’ dan perayaan seni dan budaya.

ART SURA juga bekerja sama dengan Pura Mangkunegaran, dimana para pengunjung ART SURA bisa menikmati tur harian di Pura Mangkunegaran, selain itu ART SURA juga mengundang 40 kolektor mancanegara untuk merasakan Royal Heritage Dinner di Pracimasana, Pura Mangkunegaran, Surakarta, sebuah pengalaman bersantap yang menawarkan hidangan khas Jawa dengan sentuhan modern dalam suasana kerajaan.

Usai monolog para ART SURA 2025, disambung diskusi terbuka antara Wali Kota Surakarta dan Direktur ART SURA membahas arah baru ekosistem seni rupa Indonesia yang berakar pada kekuatan komunitas dan kolektif, serta pentingnya teknologi sebagai sarana pelestarian dan ekspansi budaya.

Baca Juga :  Tembus 1,5 Juta Pengguna, Platform Digital S.id Kian Dominan dan Menuju Global

Wali Kota Respati Ardi juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung ekosistem seni.

“Hari ini kami siap untuk memfasilitasi seluruh elemen masyarakat, khususnya para seniman. Karena di situlah letak kekayaan yang dimiliki Kota Surakarta. Dalam waktu dekat, kita juga akan menghadirkan Museum Art of Science dan ekosistem ini dimulai dari ART SURA.” ujarmya.

Adrian Zakhary, Direktur ART SURA, turut menyampaikan visinya ke depan.

“Kami berharap ART SURA tidak hanya hadir sebagai festival tahunan, tetapi menjadi sebuah intellectual property (IP) yang hidup di tengah masyarakat. Mungkin ke depan, ART SURA akan hadir dalam bentuk ruang tetap atau muncul dalam berbagai agenda seni lainnya.” katanya.

Sebagai penutup, panggung ART SURA menampilkan pertunjukan wayang kulit kontemporer oleh Dalang Muda Ki Amar Pradopo, yang memadukan cerita klasik “Gatotkaca” dengan pendekatan visual baru. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap akar budaya yang menjadi fondasi ART SURA.

ART SURA 2025 mencatatkan lebih dari 10.000 pengunjung selama sembilan hari penyelenggaraan yang terdiri dari kalangan umum, pelajar, mahasiswa hingga anak-anak, menghadirkan lebih dari 300 karya seni dari 172 seniman mulai dari Lukisan, Patung, Art Toys, VR, AR, Art Fashion, NFT, dan AI ART, serta melibatkan komunitas, kolektif, museum, rumah budaya dan studio seni dari berbagai kota di Indonesia.

Rangkaian program publik, seperti dialog seni rupa dan digital, sharing session, live painting, workshop seni anak-anak, lomba seni rupa, lomba vlog dan foto, peluncuran platform digital LAPALAPA.ART, serta kolaborasi lintas sektor seperti UMKM, Kafe dan Kriya, menjadi bukti nyata semangat inklusif dan progresif dari ART SURA.

Dengan berakhirnya ART SURA 2025, perjalanan menuju La PALAPA: Indonesia Art Summit berlanjut. Surakarta, melalui ART SURA, telah menegaskan diri sebagai titik awal dari gerakan seni nasional yang menjangkau Nusantara dan dunia.

Penulis : Cardi S

banner 336x280

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *