Marak Kasus Keracunan MBG, Komisi IX DPR Akan Panggil BGN-Kemenkes dan BPOM

Nasional25 Dilihat
banner 468x60

EDISINEWS.ID | JAKARTA – Ramai diperbincangkan kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang di alami oleh beberapa siswa sekolah dibeberapa daerah menuai respon dari berbagai pihak.

Sorotan terkait kasus keracunan ini terlebih dulu disinggung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang sempat mempertanyakan soal Makan Bergizi Gratis (MBG) yang cepat basi hingga menyebabkan keracunan.

Sultan, mengungkapkan pengalamannya saat menyiapkan makanan di dapur darurat erupsi merapi.

“Sebetulnya nggak rumit, kenapa keracunan? Nggak usah menggunakan orang kimia gitu, Masaknya jam setengah 2 pagi, dimakan jam 08.00 saja sudah mesti wayu (basi). Udah. Itu airnya disendok begini sudah mulur itu. Udah itu pasti,” kata Sultan dalam sambutannya di DPKP DIY, Jumat (26/9/25).

Terkini, kasus itu pun bergulir hingga ke ruang perwakilan rakyat. Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris menyatakan jika penyajian masakan yang dijeda menjadi salah satu penyebab.

Baca Juga :  Peresmian Gedung AMANAH Jadi Bukti Nyata Presiden Jokowi Tingkatkan Ekonomi Kreatif

“Salah satu penyebab keracunan yang di alami siswa ialah MBG yang disajikan jeda memasak yang terlalu lama,” jelas Charles.

Lanjut ia menegaskan, jeda yang terlalu lama menimbulkan risiko kontaminasi bakteri yang sangat tinggi.

“Kalau saya melihatnya begini ya, jeda waktu antara proses masak pukul 02.00 dini hari dengan jam makan siang anak-anak di sekolah itu memang terlalu panjang. Dalam rentang waktu tersebut, risiko makanan terkontaminasi bakteri jadi sangat tinggi, apalagi kalau tidak disimpan dengan suhu yang tepat,” kata Charles saat dihubungi, Sabtu (27/9/2025).

“Jadi menurut saya, salah satu opsi yang layak dipertimbangkan serius adalah penyediaan dapur di kantin sekolah. Dengan begitu, menu makan bergizi bisa lebih terjamin kualitasnya, segar, dan aman bagi anak-anak. Karena pada akhirnya, program baik seperti ini jangan sampai justru menimbulkan masalah kesehatan baru,” lanjutnya.

Baca Juga :  Kapolres Metro Bekasi dan Jajarannya Mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2025

Charles mengaskan bahwa pihaknya akan memanggil Badan Gizi Nasional (BGN), Kemenkes, dan BPOM untuk membicarakan kasus-kasus keracunan karena MBG tersebut. Ia berharap sudah ada solusi dari pemerintah terkait persoalan ini.

“Kita akan memanggil BGN, Kemenkes dan BPOM untuk rapat di Komisi IX DPR hari Rabu depan. Harapan kita sudah ada solusi untuk mencegah kasus-kasus keracunan terjadi kembali di kemudian hari,” ujarnya.

Jumlah Korban Keracunan MBG

Diketahui, jumlah korban keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terus bertambah.

Dari data yang dirangkum Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat hingga Kamis (25/9/2025) siang, total korban keracunan mencapai 1.333 orang yang terakumulasi dari tiga kejadian, dua kejadian di Cipongkor dan satu kejadian di Cihampelas.

Baca Juga :  Komandan Lantamal I Hadiri Pengarahan Presiden RI Kepada Para Komandan Satuan Jajaran TNI

Kasus pertama berasal dari klaster SPPG Cipari yang terjadi pada Senin (22/9/2025) hingga Selasa (23/9/2025) dengan total 393 korban.

Sikap Presiden Prabowo Subianto Atas Kasus Keracunan MBG

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah menyikapi kasus tersebut dengan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana guna mempertanyakan kasus tersebut.

Orang pertama di negera ini menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut. Dirinya menegaskan untuk meningkatkan tata kelola sekaligus arahan agar SPPG memiliki koki terlatih dan dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan.

Dia juga menginstruksikan agar setiap SPPG memiliki alat sterilisasi food tray, memasang filter air, serta dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat. Prabowo berharap langkah itu dapat memperkuat kualitas layanan dan memastikan program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman dan terpercaya.

Penulis : Feri

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *