Efek Kemacetan di Tanjung Priok, Gubernur DKI Jakarta Resah dan Meminta Maaf

Berita250 Dilihat
banner 468x60

EDISINEWS.ID | JAKARTA  –  Kemacetan parah yang terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan mengular ke sekelilingnya selama beberapa hari terakhir membuat gubernur DKI jakarta Pramono Anung resah, walaupun kemacetan tersebut tidak terkait dengan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa ini sungguh membuat saya resah. Untuk itu, secara khusus, saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” ujar Pramono di Jakarta, Sabtu (19/4).

Pramono mengungkapkan bahwa pihaknya baru mendapatkan informasi Kepala Dinas Perhubungan pagi tadi, bahwa, Penumpukan truk bukan lagi 4.000 tetapi menjadi 7.000 truk per hari. Ini menunjukkan bahwa ketidak profesionalan pengelola yang ada.

“saya juga baru tahu tadi pagi dari Kepala Dinas Perhubungan. Bukan lagi 4.000 tetapi menjadi 7.000 truk per hari. Ini menunjukkan bahwa ketidakprofesionalan pengelola yang ada di Tanjung Priok,” ungkapnya.

Baca Juga :  Operasi Lintas Jaya 2025 Dishub Jakarta Pusat, Tindak Parkir Liar di Jl Lematang dan Roxy Mas

Pramono menyebut dirinya sudah meminta Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, untuk memberikan teguran keras kepada pengelola Pelabuhan Tanjung Priok agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

Kemacetan yang terjadi Dampak dari ribuan truk antre mengular di Jalan Raya Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok sejak Rabu (16/4) malam akibat aktivitas bongkar muat yang menumpuk di dalam pelabuhan.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok M. Takwim Masuku mengungkapkan kemacetan parah yang terjadi di Tanjung Priok dalam dua hari terakhir, karna meningkatnya volume kegiatan di pelabuhan menjelang libur panjang atau long weekend yakni tanggal 18,19, dan 20 April 2025.

Baca Juga :  Korsabhara Baharkam Polri Gelar Resertifikasi Implementasi SMP Obvitnas di PT. Kilang Pertamina International (KPI) RU V Balikpapan

Kemacetan mulai terjadi pada Rabu malam (16/4) saat ada tiga kapal besar bersandar di area Pelabuhan NPCT1.

“Kala itu total volume bongkar muat mencapai lebih dari 4000 TEUs. Padahal biasanya volume bongkar muat yang umumnya dilakukan di Pelabuhan NPCT1 adalah sebesar 2.000-2.500 TEUs,” ungkap takwin.

Penulis : Feri

banner 336x280

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *