EDISINEWS.ID | BOGOR – Laksamana TNI (Purn) Sumardjono Ketum HNSI mengadakan pertemuan silaturahmi dengan Dirjen Penguatan Daya Saing Produksi Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kemeterian Kelautan dan Perikanan Budi sulistiyo di ruang pribadi (private room) milik pembalab kawakan Tinton Suprapto di Hotel Lorin Sentul. Jum’at, (16/8/2024)
Tinton Soeprapto pemilik Hotel Lorin yang lokasinya berada di samping Sirkuit Sentul adalah Ketua Dewan Pengawas HNSI, beliau adalah tokoh nasional yang memiliki prestasi di ajang balap motor sejak tahun 1962, selaku Ketua Dewan Pengawas HNSI Tinton selalu mendukung dan mendorong agar HNSI menjadi organisasi yang dapat mengayomi masyarakat nelayan di Indonesia, agar organisasi ini dapat bekerja dan berjalan sesuai dengan fungsinya Tinton kerap sekali menyediakan fasilitas ruangan di Hotelnya sebagai tempat kumpul dan rapat pengurus HNSI.
Dalam pertemuan silaturahmi ini Somardjono membuka rapat dengan memberikan ucapan terima kasih kepada bapak Budi Sulistiyo yang telah berkenan menyempatkan waktunya untuk hadir dalam pertemuan yang penting ini.
“Pertemuan ini merupakan awalan baru bagi HNSI dan KKP dalam bekerjasama membina dan membangun masyarakat nelayan Indonesia di masa mendatang,” ujarnya.

Sumardjono menyampaikan dalam pertemuan ini mengenai kegiatan yang telah dilaksanakannya sejak dia dilantik sebagai Ketum HNSI pada tanggal 20 Desember 2023 sampai dengan saat ini, saat ini Sumardjono telah melantik ketua DPD HNSI Provinsi Lampung, Sumut dan Gorontalo serta melaksanakan kunjungan ke beberapa daerah untuk melihat kondisi nyata masyarakat nelayan sekaligus mengumpulkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh para nelayan di Indonesia.
Budi Sulistiyo menyimak penyampaian yang disampaikan oleh Ketum HNSI tsb dengan serius dan menanggapinya selaku Dirjen PDSPKP yang lebih fokus kepada peningkatan daya saing produksi.
Rata rata hanya berkisar 30% dari produksi ikan kita yang berkwalitas dan dapat diekspor ke luar negeri, ujar Budi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari alat tangkap, penyimpanan, transportasi sampai dengan penanganannya.
Selanjutnya Jhony ketua tim kerja Pemetaan dan Akses pasar dalam negeri, Direktorat pemasaran yang mendampingi pak Budi menambahkan, salah satu contoh ketika ikan tertangkap jaring dimana insangnya terjepit oleh jaring dalam waktu yang cukup lama dan jaring tidak segera diangkat dari dalam laut akan menyebabkan kerusakan pada ikan, demikian juga hampir semua kapal ikan menyimpan tambahan bahan bakar solar di dalam palkah tempat penyimpanan ikan, tambahnya.
“Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada saat penyimpanan ikan, kita perlu mengedukasi nelayan untuk meningkatkan daya saing produksi dan disinilah KKP memerlukan HNSI sebagai partner kerja yang strategis untuk membantu KKP dalam mengedukasi masyarakat nelayan sampai dengan mereka mendapatkan Sertifikasi,” ujarnya.
Budi juga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung program pemerintah yang akan mengadakan program makanan bergizi bagi masyarakat, HNSI akan memiliki peranan yang besar dalam mendukung program tersebut, karena sumber protein yang murah dan terjangkau untuk dibeli hanya ikan dan telur, oleh karena itu saat ini HNSI harus mulai menyusun rencana strategi dalam upaya memberdayakan masyarakat nelayan untuk terlibat dalam mendukung program makanan bergizi tersebut.
Sumardjono juga menambahkan bahwa dia sudah membuat rencana kerjasama dengan Panglima Koarmada RI Laksdya TNI Dr. Denih Hendrata untuk membuat program “Gemar Makan Ikan”, dan program “Membangun Kampung Bahari Nusantara” di setiap perkampungan nelayan di Indonesia.
Dengan diselingi makan malam yang disajikan oleh Pak Tinton Soeprapto, diskusi menjadi semakin lebih terbuka dan menjadi lebih panjang hingga mendekati Pukul 21.30 WIB.
Diakhir diskusi Budi Sulistiyo menyampaikan bahwa HNSI adalah Partner Kerja yang Strategis bagi KKP dalam membina dan membangun masyarakat nelayan Indonesia.
Diakhir pertemuan Tinton Soeprapto memberikan tanda mata kepada kepada Budi Sulistiyo berupa Jaket Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA) dan buku yang berisi cerita sejarah perjalanan hidupnya.
(Cardi Santoso)