IKAPPI Provinsi DKI Jakarta Tanggapi Insiden Keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG)

Nasional12 Dilihat
banner 468x60

EDISINEWS.ID | JAKARTA – Beberapa kasus keracunan MBG yang di alami oleh beberapa siswa dari berbagai daerah, termasuk di Jakarta membuat banyak pihak menyoroti akan hal tersebut hingga memberikan berbagai solusi.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Provinsi DKI Jakarta melalui Ketua umumnya Miftahudin menyampaikan, insiden keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebagai momentum untuk memperkuat pengawasan baik kualitas bahan makanan standar kebersihan higenis dari pengolahan makanan tersebut, agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

“Salah satu solusinya adalah perkuat pangawasan, baik dari bahan dasar makanan yang akan diolah, cara pengolahanya sudah memenuhi standar kebersihan dan kesehatan atau belum, agar kasus kasus serupa tidak terjadi lagi,” ujarnya di jakarta pada Selasa (7/10/25).

Lanjut miftahudin menjelaskan, sejumlah data aktual yang memperlihatkan pentingnya program MBG yang di gagas oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut, terhitung per 8 September 2025 saja pemerintah telah menyalurkan anggaran MBG sebesar Rp13 triliun untuk melayani 22,7 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia melalui 7.644 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam artian sudah mencapai 18,3 persen yang sudah dijalankan pemerintah dari rencana awal sebesar 71 triliun sesuai anggaran pagu APBN.

Lanjut ia menambahkan penerima paling besar berada di Pulau Jawa, yaitu sekitar 13,26 juta orang atau hampir 58 persen dari total penerima manfaat.

“Realisasi MBG sudah sangat baik, ya, penerima manfaat paling banyak dari Jawa, disusul Sumatera dengan 4,86 juta, Sulawesi 1,70 juta, Bali-Nusa Tenggara 1,34 juta, Kalimantan 1,03 juta, serta Maluku dan Papua sekitar 0,52 juta orang,” imbuhnya.

Sebagai informasi penerima manfaat MBG 2025 adalah 82,9 juta orang, namun hingga awal September baru melayani 22,7 juta.

Oleh karena itu pemberdayaan UMKM juga harus terus ditingkatkan dan dilengkapi dengan pendampingan yang baik. Dia turut mendesak agar mekanisme audit, standar higienitas dapur, dan verifikasi bahan pangan diperjelas dan diperketat agar setiap santapan MBG benar-benar aman dan memenuhi standar gizi. Mengingat target penerima manfaat dari program tersebut siswa sekolah di seluruh Indonesia atau mencakup Nasional.

Oleh sebab itu, memperkuat pengawasan, adalah salah satu solusi yang baik jangan menjadikan kasus kasus yang terjadi (keracunan) sebagai alasan untuk mereduksi atau membatalkan program bermanfaat tersebut.

“Insiden kecil tidak boleh menggugurkan manfaat besar yang telah dicapai MBG, hingga perlunya UMKM terus ditingkatkan dan dilengkapi dengan pendampingan yang baik Dengan mekanisme audit, standar higienitas dapur, dan verifikasi bahan pangan diperjelas dan diperketat agar setiap santapan MBG benar-benar aman dan memenuhi standar gizi,” tegas miftahudin

Penulis : Feri

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *