EDISINEWS.ID | JAKARTA – Rasa bahagia, senang dan gembira yang mungkin saat ini dirasakan oleh Petugas Pemeliharaan Sarana Umum ( PPSU).
Hal tersebut bukan tanpa alasan, kegembiraan para petugas PPSU tersebut , seiring “janji manis” yang dilontarkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno untuk menyejahterakan mereka.
Janji yang di yang di sampaikan gubernur disampaikan di hadapan 2.800 peserta apel kesiapsiagaan di plaza selatan Monas pada kamis (20/2).
Peserta apel yang meliputi pasukan teknis lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ditambah 267 lurah, dengan seksama mendengarkan apa yang di sampaikan oleh gubernur dan wakil gubernur pramono Rano tersebut.
Salah satu janji yang disampaikan Pramono di hadapan peserta apel tesebut adalah, PPSU dijanjikan terbebas dari evaluasi setiap tahun asalkan rajin bekerja dan disiplin waktu sesuai kontrak.
Selain itu, dia berjanji mempertimbangkan masa tua para petugas, serta mempermudah syarat rekrutmen mereka dari semula mensyaratkan lulusan sekolah menengah atas (SMA) menjadi lulusan sekolah dasar (SD) dan bisa baca tulis.
“Kita aka pertimbangkan masa tua para petugas, serta mempermudah syarat rekrutmen yang awalnya lulusan sekolah menengah atas (SMA) menjadi lulusan sekolah dasar (SD) dan bisa baca tulis,” ujarnya.
Pramono menambahkan, alasanya untuk lebih mensejahterakan petugas PPSU tidak lain karna dedikasi para petugas PPSU bekerja dengan baik dan luar biasa untuk membuat Jakarta menjadi nyaman dan aman tapi seringkali masih dianggap kurang oleh berbagai pihak tegas nya.
“Ini adalah bentuk apresiasi kita kepada petugas PPSU yang sudah menjalankan tugasny dengan baik dan luar biasa dalam menjaga dan merawat sarana umum.” Imbuh nya
Selain itu, perubahan syarat perekrutan PPSU dilakukan mengingat Jakarta saat ini membutuhkan ribuan orang petugas yang salah satu tugasnya mempercepat perbaikan prasarana dan sarana publik yang rusak, kotor, dan atau mengganggu masyarakat tersebut.
Janji manis Pram-Doel disambut hangat. Mulyana (35), PPSU di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat salah satunya menyoroti evaluasi tahunan, menurut Mulyana, ketiadaan evaluasi setiap tahun berimbas pada tak perlu lagi dia melamar posisi yang sama di tahun depan, di samping status kerja dia kontrak.
“Alhamdulillah kalau ngga ada evaluasi tahunan jadi ga perlu lagi ada perpanjang kontrak untuk melamar di posisi yang sama,” ujarnya.
Mulyana juga menyambut positif menyoal persyaratan perekrutan. Tetapi, Mulyana yang sudah sembilan tahun mengabdi untuk Jakarta itu mengatakan sebenarnya syarat pendidikan SD sudah diterapkan sejak dia mendaftar dulu namun dengan adanya penegasan Pram-Doel memungkinan lebih banyak rekannya yang lulusan SD mendaftarkan diri.
“Kalau syarat prekrutan minimal lulusan SD saya yakin banyak yang berminat. Karna banyakk juga yang mau bekerja di PPSU tapi terbentur ijasah” lanjutnya.
Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan, sampah di badan air dapat berkurang antara lain dengan pembangunan saringan sampah di Kali Pesanggrahan dan Muara Teluk Jakarta.
Selain itu, dilakukan juga pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana, salah satunya saringan sampah eksisting. Maka dari itu di perlukan bnyak tenaga untuk merealisasikan program tersebut dan juga di perlukan ksedaran warga masyarakatnya untuk tidak membuang sampah di badan air.
Untuk kesekian kalinya, Jakarta hanya bisa menanti realisasi janji ini kapan akan diketuk palunya dan semoga benar-benar berakhir manis.
Penulis : Feri