EDISINEWS.ID | JAKARTA – Di tengah gemerlap lampu ballroom Whiz Prime Hotel, Kelapa Gading, sorotan kamera menangkap momen sakral ketika Ketua Umum Forum Batak Intelektual (FBI), Leo Situmorang, S.H., M.H., berdiri tegap di atas panggung.
Dengan penuh keyakinan, ia melantik para pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) FBI yang akan menjadi perpanjangan tangan organisasi dalam membela hak-hak masyarakat kecil.
Suasana malam itu tidak hanya megah, tapi juga penuh makna. Iringan lagu kebangsaan dan Mars FBI menggema membelah ruangan, menyatukan semangat ratusan hadirin dari berbagai wilayah Indonesia. Para tokoh masyarakat, pengurus pusat dan daerah, hingga tamu undangan dari berbagai latar belakang hukum dan sosial hadir memberikan dukungan.
Dalam pidatonya yang menyentuh, Ketum Leo Situmorang menekankan bahwa pelantikan ini bukan sekadar agenda struktural, melainkan bentuk nyata panggilan hati untuk hadir di tengah masyarakat yang kerap tak mampu menyuarakan keadilan.
“FBI tidak lahir untuk berjarak. LBH ini adalah milik rakyat. Kita hadir bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk kerja nyata mendampingi mereka yang tak punya kuasa. Kita akan kembangkan terus di seluruh Indonesia,” ujar Leo, disambut tepuk tangan penuh haru dari tamu yang hadir.
Ia berpesan kepada LBH DPP untuk lebih giat lagi dalam membantu masyarakat. “Mudah-mudahan LBH kita bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dengan prioritas membantu mereka yang butuh bantuan hukum,” tutupnya.
Acara pelantikan ini bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-5 FBI. Sebuah tumpeng besar dipotong sebagai simbol syukur dan refleksi atas perjalanan organisasi yang terus tumbuh dalam keberanian dan martabat.
Pantauan pewarta menunjukkan suasana yang begitu akrab dan bersahabat. Balutan busana adat Batak memperkuat identitas budaya yang dibawa FBI. Di sela acara, hiburan budaya Batak dan penampilan artis ibu kota menambah kemeriahan malam itu. Namun lebih dari sekadar pesta, seluruh mata tertuju pada janji besar yang baru saja diikrarkan, keadilan untuk semua.
Ketika malam makin larut dan acara ditutup dengan ramah tamah dan makan malam bersama, yang tertinggal bukan hanya foto-foto dokumentasi atau suara tepuk tangan, tetapi harapan besar bahwa dari sinilah, langkah keadilan akan dimulai.
Penulis : Cardi S