EDISINEWS.ID | KEBUMEN – Suara klakson bersahutan. Terik matahari mulai menggigit aspal dan bahu jalan. Di tengah hiruk-pikuk terminal Kebumen yang pagi itu dipadati ribuan pemudik, seorang wartawati muda berjalan dengan langkah tenang namun penuh semangat. Namanya Animaya, perempuan kelahiran Kebumen, yang kini dikenal sebagai jurnalis aktif di media online ibu kota.
Pagi itu, Minggu, 6 April 2025, ia menjejakkan kembali kakinya di tanah kelahiran, bukan hanya sebagai anak rantau yang rindu kampung, tapi sebagai pembawa cerita—kisah mereka yang mengais waktu pulang di ujung lebaran. Minggu (6/4/2025).
Setelah sempat menyelami dunia musik di masa kuliah, panggilannya beralih ke dunia jurnalistik. Kata-kata menjadi notasi baru dalam hidupnya. Ia menukar lirik dengan narasi, panggung dengan jalanan, dan melodi dengan suara-suara masyarakat. Kebumen, tempat masa kecilnya bertumbuh, kali ini menjadi latar kisah perjalanannya sebagai wartawan di momen arus balik Lebaran 2025.
Animaya menyapa para pemudik yang berkumpul sejak pukul tujuh pagi. Mereka sedang bersiap untuk diberangkatkan kembali ke Jakarta menggunakan 16 armada bus bantuan dari Pemprov DKI Jakarta, yang rencananya dilepas langsung oleh Anggota DPRD DKI Jakarta, Bapak Dadiyono, dan Wakil Bupati Kebumen, H. Zaeni Miftah.
Wawancaranya berlangsung alami. Seorang buruh pabrik menceritakan haru ketika harus meninggalkan ibunya yang kini tinggal sendiri di Desa Ambal. Seorang ibu muda dengan dua anak kecil mengungkapkan rasa syukurnya bisa ikut program mudik gratis. “Kami senang, ada perhatian seperti ini. Bisa kumpul lebaran tanpa mikir ongkos,” ucapnya lirih namun bahagia.
Perjalanan Animaya berlanjut menyusuri jalur arus balik. Dari Simpang Kebumen, ia menyaksikan kepadatan mulai membentuk ekor panjang kendaraan. Tambak, Kemranjen, Perempatan Buntu Sampang, hingga Rawalo tak luput dari kemacetan. Setiap perempatan menjadi titik cerita: mobil-mobil penuh oleh oleh, wajah-wajah lelah namun puas, dan deretan sepeda motor pemudik yang melaju perlahan namun pasti.
Dari Rawalo, arus kendaraan bercabang. Jalur selatan menuju Lumbir, Banjar, Ciamis, Tasik, Garut, dan Bandung lewat Tol Padaleunyi. Jalur utara membawa rombongan menuju Ajibarang, Bumiayu, Brebes, hingga menyatu kembali di Tol Trans Jawa.
Animaya mencatat setiap cerita, setiap wajah, dan setiap peluit polisi yang mencoba mengurai kemacetan. Ia tahu, di balik keruwetan lalu lintas, ada satu hal yang sama dari setiap pemudik: cinta yang membawa mereka pulang, dan harapan yang menuntun mereka kembali.
Di ujung senja, dengan laptop di pangkuan dan segelas teh hangat di tangan, Animaya mulai mengetik: “Lebaran bukan sekadar perayaan, tapi pertemuan jiwa. Dan arus balik bukan sekadar perjalanan, tapi kepulangan hati pada kenyataan…”
Penulis : Hombing