EDISINEWS.ID | BALI-Seorang warga negara Prancis, Philippe Claude Millieret, meluruskan tuduhan palsu yang disebarkan oleh influencer asal Australia, Julian Petroulas, terkait sengketa sewa lahan di Bali.
Philippe yang sudah lama mencintai budaya dan masyarakat Bali menyewa lahan seluas 1,1 hektare di Kabupaten Badung dengan niat membangun rumah kecil yang ia sebut sebagai “rumah terakhir saya”.
“Saya cinta Bali. Bagi saya, Bali tempat yang indah. Saya ingin tinggal di sini, menikmati matahari terbenam dan hidup bersama warga lokal,” ujar Philippe saat ditemui di Canggu, Senin (27/10/2025).
Masalah muncul setelah Petroulas, yang dikenal sebagai influencer berbasis di Dubai, membangun jalan di atas jalur irigasi tanpa izin dan koordinasi dengan Subak, lembaga adat pengelola air di Bali. Pembangunan itu melanggar aturan adat dan memicu keberatan warga setempat.
Menurut Philippe, Subak hanya meminta sumbangan wajar Rp10 juta, namun Petroulas justru menolak, menuduh Subak melakukan pelecehan, dan kemudian menyebarkan narasi palsu di media sosial seolah-olah dirinya menjadi korban penipuan tanah senilai jutaan dolar AS.
Petroulas bahkan mencoba menekan Philippe agar menurunkan harga sewa dan menuntut kompensasi hingga Rp2 miliar, atau sekitar 200 kali lipat dari nilai sumbangan Subak. Namun, Pengadilan Negeri Denpasar telah menolak gugatan Petroulas karena tidak berdasar.
Kuasa hukum Philippe, I Nyoman Wirajaya, S.H., M.H. dari King Justitia Law Office, menegaskan bahwa kliennya memiliki legal standing yang kuat.
“Secara yuridis, Philippe sudah memenuhi semua syarat hukum. Justru Julian yang wanprestasi dan melanggar perjanjian. Dalam hukum dikenal asas pacta sunt servanda, artinya perjanjian harus dihormati,” tegas Nyoman.
Ia juga menyayangkan tindakan Petroulas yang dinilai menyakiti masyarakat adat melalui unggahannya di media sosial.
“Ucapan-ucapan Julian telah menyinggung nilai-nilai kearifan lokal dan budaya sakral Subak yang dijaga masyarakat Bali,” tambahnya.
Petroulas sebelumnya sempat dicekal oleh Imigrasi Indonesia pada Desember 2024 karena menyalahgunakan visa turis untuk kegiatan bisnis dan investasi di Bali. Dalam videonya di YouTube berjudul “How I Make MILLIONS of Dollars in Bali”, ia mengklaim memiliki lahan di Bali dan berencana membuka klub malam di dekat area suci, yang kemudian memicu kecaman masyarakat.
Philippe berharap klarifikasi ini bisa melindungi investor dan masyarakat Bali dari praktik menyesatkan seperti yang dilakukan Julian.
“Saya ingin orang lain berhati-hati. Jangan mudah percaya dengan janji atau citra yang ditampilkan di media. Baca dan pahami isi perjanjian sebelum membuat kesepakatan,” ujarnya.

